Rabu, 19 Oktober 2011

Aspek kesiapan dalam Belajar


Kenali Aspek Kesiapan Belajar 
Tahukah Anda, apa saja yang menjadi aspek kesiapan belajar? Aspek-aspek tersebut merupakan pilihan. Ada orang yang cocok dengan aspek ABC, sedangkan yang lain lebih cocok dengan aspek XYZ. Yang penting adalah Anda mengenali aspek yang menjadi penentu kesiapan belajar Anda. Jika Anda mengenalnya, Anda dapat mempersiapkan diri secara maksimal.
a. Motivasi
    Motivasi tiap orang untuk belajar berbeda-beda. Motivasi sudah ada pada saat seseorang akan melakukan sesuatu, namun mungkin tidak Anda sadari. Anda perlu mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar Anda. Atau bisa juga lebih khusus, misalnya apa motivasi Anda untuk mengambil matakuliah tertentu.
    Mungkin Anda mengikuti perkuliahan di UT untuk mendapatkan gelar sarjana sebagai syarat kenaikan pangkat. Apapun motivasi Anda, cobalah untuk mengenalinya. Bergabunglah dengan mahasiswa lain yang memiliki motivasi yang sama. Dengan cara tersebut, Anda akan dapat saling memotivasi untuk berhasil. Sebagai contoh: mahasiswa yang mengikuti kuliah di UT sebagai upaya untuk persyaratan kenaikan pangkat, mungkin dapat berkumpul bersama mereka yang memiliki tujuan yang sama untuk saling memotivasi. Bayangkan, jika teman Anda berhasil untuk naik pangkat setelah lulus UT, Anda tentunya akan termotivasi untuk mengikuti jejaknya bukan?!
    Anda juga dapat bergabung dengan mereka yang tujuan belajarnya berbeda untuk saling meningkatkan motivasi belajar. Apapun caranya, yang penting adalah memperkuat motivasi belajar 
b. Keteraturan/ketekunan
    Dalam mempelajari modul, maka orang yang mempunyai ketekunan tinggi akan berusaha membacanya sampai selesai secara teratur. Mereka akan merasa terganggu kalau suatu topik bahasan yang mereka baca belum terselesaikan. Sedangkan orang yang memiliki ketekunan rendah, mudah kehilangan minat untuk belajar. Mereka tidak merasa terganggu jika mereka tidak selesai membaca modul seluruhnya. Bagi tipe ini, mungkin tugas belajar yang cocok bagi mereka adalah tugas-tugas kecil yang termasuk “short assignment”. Cobalah membaca modul sedikit demi sedikit sambil diselingi kegiatan lain, seperti membuat ringkasan, atau mengerjakan tes formatif. Dengan cara memecah tugas belajar seperti itu, diharapkan Anda akan tetap termotivasi dalam menyelesaikan tugas jangka panjang, yaitu membaca modul secara keseluruhan.
c. Beban Tugas

    Tebalnya modul yang harus Anda pelajari seringkali mematahkan semangat untuk belajar. Namun bagi mahasiswa tertentu, semakin tebal atau banyak modul yang harus dibaca, semakin bersemangat dalam belajar. Di sisi lain, ada tipe orang yang justru menganggap berat untuk membaca modul yang banyak dan tebal. Mereka cenderung termotivasi jika beban belajar sedikit. Jika Anda termasukyang alergi terhadap modul yang tebal, maka Anda dapat mencoba untuk membuat tugas membaca modul menjadi “short assignment” seperti pada aspek ketekunan. Buat jadwal membaca modul yang tidak terlalu panjang. Bacalah modul sedikit demi sedikit. Yang terpenting adalah memecah beban tugas menjadi bagian kecil sesuai dengan tipe Anda untuk menjaga semangat belajar.
Jika Anda termasuk tipe kombinasi, maka Anda dapat menggabungkan kiat-kiat belajar dari kedua tipe yang lain.
d. Terstruktur/tidak terstruktur
 Mahasiswa tertentu memilih belajar dengan cara/aturan yang terstruktur.Misalnya, belajar dengan jadwal belajar yang teratur, membuat sistem kontrak dalam belajar, atau membutuhkan pengarahan yang rinci dari dosen maupun orang-orang yang lebih tahu. Sebaliknya, Anda mungkin merasa terbebani bila harus membuat jadwal belajar. Jika ini terjadi, Anda mungkin termasuk tipe orang yang tidak terstruktur. Anda tidak perlu merasa bersalah bila Anda justru tidak suka membuat jadwal belajar yang teratur. Anda tetap dapat membuat jadwal belajar dengan gaya Anda sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar kamu setelah membaca post kami? Apakah kamu setuju dengan informasi-informasi dari kami? Mohon argumentnya dan sarannya.. :)